Balarama (बलराम) adalah putra dari Vasudeva dan Rohini, kakak laki-laki Krishna, dan awatara Dewa Wisnu. Balarama dianggap sebagai salah satu awatara Dewa Wisnu. Dia terdaftar sebagai salah satu dari 24 awatara Dewa Wisnu menurut Srimad Bhagavata Purana. Dia juga disebut sebagai awatara dari Adi-Ananta Sesha, Tempat Dewa Wisnu berberbaring di Lautan Susu, Sesha (Adishesha, Seshnagh), adalah energi dari Dewa Wisnu sendiri. (Baca juga 10 Fakta Menarik dari Balarama)
Ciri-ciri Fisik Balarama
Balarama sering kali digambarkan berkulit putih, khususnya jika dibandingkan dengan saudaranya, yaitu Kresna, yang dilukiskan berkulit biru gelap atau bercorak hitam. Senjatanya adalah bajak dan gada. Secara tradisional, Balarama memakai pakaian biru dan kalung dari rangkaian bunga hutan. Rambutnya diikat pada jambul dan ia memakai giwang dan gelang. Balarama digambarkan memiliki fisik yang sangat kuat, dan kenyataannya, bala dalam bahasa Sanskerta berarti “kuat”. Selain sebagai saudara, Balarama merupakan teman kesayangan Kresna yang terkenal.
Kehidupan Balarama
Balarama dan Krishna awalnya dikandung di dalam rahim Devaki, istri Vasudeva (yang merupakan saudara tiri Kamsa, penguasa Vrishni). Kamsa terobsesi melakukan pembunuhan terhadap semua anak Devaki karena ramalan bahwa dia akan mati di tangan putra kedelapan Devaki. Akibatnya, Kamsa memenjarakan Vasudeva dan Devaki serta membunuh keenam anak pertama mereka. Namun, Dewa Wisnu dikatakan telah turun tangan saat kelahiran anak ketujuh dan kedelapan. (Baca juga Dashavatara 10 Awatara Wisnu)
Baik Balarama dan Krishna memiliki ikatan yang kuat. Kedua bersaudara itu secara eksplisit menunjukkan perilaku yang kontras.
Krishna yang mempesona karena ketampanannya yang luar biasa, Balarama memiliki kekuatan maskulin. Ayudha (senjata) nya adalah hala (bajak) dan Gada (gada). Namun dalam teks Veda, kekuatannya digambarkan sebagai spiritual dan bukan fisik. Kekuatan spiritual mengikuti jiwa roh bahkan hingga reinkarnasi berikutnya, sehingga Balarama diyakini memiliki kekuatan yang tidak pernah berakhir.
Balarama, bersama dengan Kresna dan Subadra, diasuh oleh Nanda (teman Vasudewa) selama orang tua kandung mereka masih dipenjara. Pada suatu hari, Nanda menyuruh Gargamuni, pendeta keluarga, untuk mengunjungi rumah mereka dalam rangka memberikan nama kepada Kresna dan Baladewa.
Ketika Gargamuni tiba di rumahnya, Nanda menyambutnya dengan ramah dan kemudian menyuruh agar upacara pemberian nama segera dilaksanakan.
Gargamuni memperingatkan Nanda bahwa Maharaja Kangsa mencari putera Dewaki dan jika upacara dilaksanakan secara mewah maka akan menarik perhatian Kangsa, dan ia akan mencurigai Kresna sebagai putera Dewaki.
Maka Nanda menyuruh Gargamuni untuk melangsungkan upacara secara rahasia, dan Gargamuni memberi alasan mengenai pemberian nama Balarama sebagai berikut:
“ | Karena Balarama, putra Rohini, mampu menambah pelbagai berkah, namanya Rama, dan karena kekuatannya yang luar biasa, ia dipanggil Baladewa. Ia mampu menarik Wangsa Yadu untuk mengikuti perintahnya, maka dari itu namanya Sankarshana. | ” |
(Bhagawatapurana, 10.8.12)
Kelahiran Balarama
Balarama sebenarnya merupakan kakak kandung Krishna karena terlahir sebagai putra Vasudewa dan Dewaki. Namun karena takdirnya untuk tidak mati di tangan Kamsa, ia dilahirkan oleh Rohini dalam peristiwa pemindahan janin yang dilakukan oleh Yoga Maya. (Baca juga Samba: Putra Krishna yang Mengakhiri Dinasti Yadava)
Kamsa, kakak dari Dewaki, takut akan ramalan yang mengatakan bahwa ia akan terbunuh di tangan putra kedelapan Dewaki. Maka dari itu ia menjebloskan Dewaki beserta suaminya ke penjara dan membunuh setiap putra yang dilahirkan oleh Dewaki.
Secara berturut-turut, setiap puteranya yang baru lahir mati di tangan Kangsa. Pada saat Dewaki mengandung putranya yang ketujuh, nasib anaknya yang akan dilahirkan tidak akan sama dengan nasib keenam anaknya terdahulu. Janin yang dikandungnya secara ajaib berpindah kepada Rohini yang sedang menginginkan seorang putra. Maka dari itu, Balarama disebut pula Sankarsana yang berarti “pemindahan janin”.
Akhirnya, Rohini menyambut Baladewa sebagai putranya. Pada masa kecilnya, ia bernama Rama. Namun karena kekuatannya yang menakjubkan, ia disebut Balarama (Rama yang kuat) atau Baladewa. Balarama menghabiskan masa kanak-kanaknya sebagai seorang pengembala sapi bersama Kresna dan teman-temannya.
Masa Kecil Balarama
Balarama menghabiskan masa kecilnya bersama Krishna di Vrindavan sebagai penggembala sapi. Mereka mengambil bagian dalam banyak petualangan masa kecil bersama, dan terkadang bahkan bertengkar satu sama lain.
Balarama juga mengalahkan banyak asura yang dikirim untuk membunuh mereka. Dia membunuh Dhenuka, asura yang dikirim oleh Kamsha untuk membunuh mereka. Lebih jauh, dia juga membunuh Mushtika dan Pralambha, pegulat yang dikirim oleh Kamsa.
Pernikahan Balarama
Balarama menikah dengan Revati, putri raja Kakudmi, raja Kukasthali. Kisahnya diberikan dalam kitab suci Hindu seperti Mahabharata dan Bhagavata Purana. Kisahnya juga diriwayatkan dalam Wisnu Purana. (Baca juga Parasurama, Brahmana Ksatria Penumpas Para Ksatria)
Revati, istri Balarama adalah satu-satunya putri Raja Kakudmi, seorang raja yang kuat yang memerintah Kusasthali, sebuah kerajaan yang makmur dan maju.
Merasa bahwa tidak ada manusia yang bisa membuktikan cukup baik untuk menikahi putrinya yang cantik dan berbakat, Kakudmi membawa Revati bersamanya ke Brahmaloka (kediaman Dewa Brahma) untuk meminta nasihat Brahma untuk mendapatkan dan menemukan suami yang cocok untuk Revati.
Brahma tertawa keras dan menjelaskan bahwa waktu berjalan dengan cara yang berbeda di alam-alam kehidupan yang berbeda dan bahwa selama waktu yang singkat mereka menunggu di Brahmaloka untuk melihatnya, 27 chatur-yuga (chatur-yuga adalah siklus empat yuga, karenanya 27 chatur-yuga total 108 yuga) telah berlalu di Bumi dan semua kandidat telah meninggal lama.
Namun, Brahma menghiburnya dan menambahkan bahwa Dewa Wisnu saat ini ada di Bumi dalam wujud Krishna dan Balarama dan dia merekomendasikan Balarama sebagai suami yang layak untuk Revati.
Kakudmi dan Revati kemudian kembali ke bumi, yang mereka anggap telah pergi beberapa saat yang lalu.
Mereka terkejut dengan perubahan yang telah terjadi. Tidak hanya kodisi dan lingkungan yang berubah, tetapi selama 27 chatur-yuga yang telah berlalu, dalam siklus evolusi spiritual dan budaya manusia, umat manusia berada pada tingkat perkembangan yang lebih rendah daripada di zaman mereka sendiri.
Bhagavata Purana menjelaskan bahwa mereka menemukan bahwa ras manusia telah menjadi “perawakannya menyusut, kekuatannya berkurang, dan kecerdasannya melemah.”
Kakudmi dan Revati menemukan Balarama dan melamarnya untuk menikahi putrinya. Karena dia berasal dari yuga sebelumnya, Revati jauh lebih tinggi dan lebih besar dari calon suaminya.
Balarama mengetukkan nenggalanya (senjata khasnya) di kepala atau bahunya dan dia menyusut ke ketinggian normal orang yang tingginya sesuai dengan Balarama. Pernikahan itu kemudian dirayakan.
Mereka memiliki dua putra: Nisatha dan Ulmuka, dan seorang putri, Sasirekha. Kemudian, putranya Ulmuka tewas dalam perang saudara di Yadu.
Bhimasena dan Duryodhana adalah murid Balarama. Balarama mengajarkan keterampilan pertarungan gada kepada Bhimsena dan Duryodhana. Selama perang Kurukshetra antara Kurawa dan Pandawa, meskipun dia menyukai Duryodhana, dia memutuskan untuk tetap netral dan tidak membantu pihak manapun.
Kematian Balarama
Balarama dikatakan mengambil bagian dalam pertempuran yang menyebabkan kehancuran Dinasti Yadu, setelah itu dia duduk dalam keadaan meditasi.
Kemudian seekor ular putih keluar dari mulut Balarama dan membawanya ke sungai. Ini juga merujuk identitasnya sebagai Ananta-Sesha. Tempat dimana dia bermeditasi dan meninggalkan dunia ini terletak sekitar 1 km dari kuil Somnath di Gujarat.
Makna Cerita Kehidupan Balarama
Balarama diartikan sebagai ‘Dewa Pertanian dan Kekuatan’. Ia juga pertanda pengetahuan alat pertanian dan kemakmuran. Dari tiga unsur transendental: sat, cit, dan ananda, Brahma melambangkan sat, yang berarti keabadian dan kebenaran.
Oleh karena itu, dia dipuja sebagai guru tertinggi. Ia juga merupakan sumber pengetahuan bagi para petani. Pada suatu kesempatan, dia menggali saluran air untuk mengalirkan sungai Yamuna ke Vrindavan untuk irigasi. Kepentingan Balarama juga meluas sejauh agama Jain, di mana dia disebutkan bersama saudaranya dalam banyak teks.