Resi Kasyapa dan Para Naga
Naga adalah salah satu makhluk dalam cerita paling menonjol yang disebutkan dalam kitab suci Hindu. Mereka adalah ular supernatural dalam cerita yang ada baik itu di itihasa maupun purana. Mereka digambarkan sebagai ular utuh, manusia utuh dengan banyak tudung kepala ular muncul di kepalanya, makhluk dengan tubuh setengah ular dan setengah manusia, dan beberapa memiliki kemampuan untuk mengubah bentuk di antara bentuk-bentuk ini. Mereka dikatakan tinggal di Patal Lok, alam akuatik di bawah permukaan bumi yang dipenuhi dengan harta karun, tak terbayangkan oleh umat manusia, dan sarang semut sering dianggap sebagai portal suci menuju dunia bawah setengah dewa ini.
Selain dunia bawah patala loka, Naga juga tinggal di wilayah perairan lain seperti danau, sungai, dan lautan. Makhluk supernatural dengan kekuatan mistik ini identik dengan roh alam dan merupakan simbol kelahiran kembali, kematian, kesuburan, keabadian, pengobatan, kesehatan, dan kekayaan.
Menurut Mahabharata, resi Kashyapa dan Kadru, putri Daksha, adalah orang tua dari semua naga. Dari mereka, Shesha adalah yang tertua, dan kemudian lahirlah Basuki, Manasa, dan banyak lainnya. Kashyapa memiliki istri lain, yang juga merupakan saudara perempuan Kadru, yaitu Winata. Dia melahirkan Garuda yang merupakan wahana dari dewa wisnu. dia menjadi musuh bebuyutan para naga karena makanan dari garuda adalah para ular. Dalam Ramayana, Indrajit menggunakan astra Nagapasha pada Rama dan Lakshmana, yang menbakkan panah ular berbisa kepada mereka.
Keduanya terjatuh dan pingsan oleh belitan dan bisa dari nagapasha. Pada saat itu, Garuda datang untuk menyelamatkan mereka. Dia menyingkirkan ular berbisa itu. Ada berbagai kisah permusuhan antara Garuda dan naga dalam kitab suci yang menggambarkan sifat agresif naga. Namun sebaliknya, ada juga beberapa naga yang disebutkan dalam kitab suci karena perbuatan baik mereka, baik dalam Waishnawisme maupun Shaiwisme. Seperti Ananta sesa yang menjadi tempat tidur dari Dewa Wisnu dan Basuki yang selalu melingkar di leher dewa siwa
source